Politik ParoleDari Supersemar Hingga HTI dan Hal Kontemporer. E-book. Formato EPUB - 9786239302160
di Hartanto
edito da LPMI , 2020
Formato: EPUB - Protezione: Adobe DRM
Ebook con protezione Adobe DRM !
Il download richiede la preventiva installazione e configurazione di
Adobe Digital Editions
Consulta le FAQ Ebook DRM
Pada dasarnya rezim politik selalu mengeksploitasi tubuh warga negaranya, untuk menciptakan ketaatan dan pelangengan kekuasaan, melalui berbagai pratik-pratik diskursif sebagaimana hal ini disebut dengan Politik Parole
Buku berisi tentang perbandingan antara Orde Baru dan Pemerintahan Jokowi dalam melangengkan kekuasaan politiknya, yang dianalisis dengan pendekatan semiotika.
Bahwasannya sebuah rezim akan selalu mengeksploitasi tubuh warga negaranya, dengan praktik-praktik diskursif, dimana praktik ini dimaksudkan sebagai menciptakan ketertatanan sosial, pendisiplinan, dan bahkan sebagai satu cara sebuah rezim melangengkan kekuasaannya. Seperti halnya yang terjadi pada saat sekarang dimana Rezim Jokowi berusaha "menjinakkan" para penentang rezim dengan penurunan baliho Habib Rizeq Shihab, kriminalisasi Mayjen (purn) Kivlan Zen, dan ruang kuasa baru seperti Covid-19.
Praktik diskursif ini dibuat dengan sedemikian rupa, sehingga memberikan bekas-bekas kekuasaan yang akan mentransformasikan sebuah kekerasan simbolis dan penjinakan para anti-rezim
Buku berisi tentang perbandingan antara Orde Baru dan Pemerintahan Jokowi dalam melangengkan kekuasaan politiknya, yang dianalisis dengan pendekatan semiotika.
Bahwasannya sebuah rezim akan selalu mengeksploitasi tubuh warga negaranya, dengan praktik-praktik diskursif, dimana praktik ini dimaksudkan sebagai menciptakan ketertatanan sosial, pendisiplinan, dan bahkan sebagai satu cara sebuah rezim melangengkan kekuasaannya. Seperti halnya yang terjadi pada saat sekarang dimana Rezim Jokowi berusaha "menjinakkan" para penentang rezim dengan penurunan baliho Habib Rizeq Shihab, kriminalisasi Mayjen (purn) Kivlan Zen, dan ruang kuasa baru seperti Covid-19.
Praktik diskursif ini dibuat dengan sedemikian rupa, sehingga memberikan bekas-bekas kekuasaan yang akan mentransformasikan sebuah kekerasan simbolis dan penjinakan para anti-rezim