Kisah Kaum Ahli Shuffah Yang Hidup Sederhana Di Masjid Nabawi. E-book. Formato PDF - 9788827579268
di Muhammad Vandestra
edito da DRAGON PROMEDIA , 2018
Formato: PDF - Protezione: nessuna
Seiring dengan hijrahnya kaum Muslimin dari Makkah ke
Madinah, maka muncul problematika yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup dan mata pencaharian bagi kaum
Muhajirin, yang telah meninggalkan rumah, harta, dan
perhiasan mereka di Makkah untuk menyelamatkan aqidah
mereka dari ancaman thaghut kalangan musyrikin.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian kaum Muhajirin
setibanya di Madinah tidak langsung mendapat pekerjaan.
Sebab bercocok tanam merupakan sumber ekonomi utama di
Madinah, sedangkan kaum Muhajirin tidak memiliki
pengalaman dalam industri pertanian, sebab masyarakat
Makkah merupakan masyarakat pedagang. Di samping itu,
mereka tidak memiliki lahan pertanian di Madinah ataupun
modal, karena seluruh harta telah mereka tinggalkan di
Makkah. Walaupun kaum Anshar telah mencurahkan segala
daya upaya untuk membantu kaum Muhajirin, tapi sebagian
dari kaum Muhajirin tetap membutuhkan tempat tinggal.
Gelombang hijrah ke Madinah terus berlangsung,
khususnya sebelum terjadinya Perang Khandaq. Sebagian
besar dari mereka telah menetap di Madinah.
Ada juga tamu-tamu yang tiada henti datang ke Madinah. Bahkan,
sebagian orang ada yang tidak mengenal siapapun di
Seiring dengan hijrahnya kaum Muslimin dari Makkah ke
Madinah, maka muncul problematika yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup dan mata pencaharian bagi kaum
Muhajirin, yang telah meninggalkan rumah, harta, dan
perhiasan mereka di Makkah untuk menyelamatkan aqidah
mereka dari ancaman thaghut kalangan musyrikin.
Madinah, sehingga mereka seperti orang asing yang
membutuhkan tempat menginap yang layak.
Untuk itu Rasulullah ? berfikir mencari solusi bagi
permasalahan kaum dhuafa Muhajirin dan kaum pendatang
tersebut.
Madinah, maka muncul problematika yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup dan mata pencaharian bagi kaum
Muhajirin, yang telah meninggalkan rumah, harta, dan
perhiasan mereka di Makkah untuk menyelamatkan aqidah
mereka dari ancaman thaghut kalangan musyrikin.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian kaum Muhajirin
setibanya di Madinah tidak langsung mendapat pekerjaan.
Sebab bercocok tanam merupakan sumber ekonomi utama di
Madinah, sedangkan kaum Muhajirin tidak memiliki
pengalaman dalam industri pertanian, sebab masyarakat
Makkah merupakan masyarakat pedagang. Di samping itu,
mereka tidak memiliki lahan pertanian di Madinah ataupun
modal, karena seluruh harta telah mereka tinggalkan di
Makkah. Walaupun kaum Anshar telah mencurahkan segala
daya upaya untuk membantu kaum Muhajirin, tapi sebagian
dari kaum Muhajirin tetap membutuhkan tempat tinggal.
Gelombang hijrah ke Madinah terus berlangsung,
khususnya sebelum terjadinya Perang Khandaq. Sebagian
besar dari mereka telah menetap di Madinah.
Ada juga tamu-tamu yang tiada henti datang ke Madinah. Bahkan,
sebagian orang ada yang tidak mengenal siapapun di
Seiring dengan hijrahnya kaum Muslimin dari Makkah ke
Madinah, maka muncul problematika yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup dan mata pencaharian bagi kaum
Muhajirin, yang telah meninggalkan rumah, harta, dan
perhiasan mereka di Makkah untuk menyelamatkan aqidah
mereka dari ancaman thaghut kalangan musyrikin.
Madinah, sehingga mereka seperti orang asing yang
membutuhkan tempat menginap yang layak.
Untuk itu Rasulullah ? berfikir mencari solusi bagi
permasalahan kaum dhuafa Muhajirin dan kaum pendatang
tersebut.
Ean
9788827579268
Titolo
Kisah Kaum Ahli Shuffah Yang Hidup Sederhana Di Masjid Nabawi. E-book. Formato PDF
Autore
Editore
Data Pubblicazione
2018
Formato
PDF
Protezione
nessuna